
Jelang Ramadhan 1349 Hijriyah, Indonesia dikejutkan dengan serangkaian aksi terorisme di Surabaya dan Riau. Aksi yang berlangsung dalam kurun waktu kurang dari seminggu tersebut turut melibatkan anak muda sebagai pelakunya. Peledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, memunculkan nama YF (18 tahun). Sementara pengamanan yang dilakukan oleh polisi terhadap anak muda yang hendak menusuk anggota polisi di Mako Brimob, melibatkan DSM (18 tahun) dan SNA (21 tahun).
Penusukan yang coba dilakukan oleh DSM dan SNA semakin memperlihatkan keterlibatan perempuan dalam aksi ekstremisme berbasis kekerasan. Setelah sebelumnya perempuan hanya menjadi pendukung saja. Sementara keterlibatan YF dalam aksi bom bunuh diri menunjukkan pola baru terorisme di Indonesia. Karena pada kasus yang melibatkannya, serangan dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
Selain dua fakta tersebut, keterlibatan YF, DSM dan SNA juga menunjukkan kepada kita bahwa anak muda rentan terjebak dalam aksi ekstremisme kekerasan yang dalam beberapa peristiwa berujung pada aksi terorisme. Sebelumnya, kita mengetahui bahwa DDP (kala itu berusia 18 tahun) juga menjadi pengantin dalam aksi bom JW Marriot II. Tahun 2011 lalu, beberapa siswa SMK di Klaten terlibat perencanaan pengeboman gereja di Solo dan Yogyakarta. Sementara kasus bom panci di Bandung (2017) juga melibatkan anak muda berinisial AW (22 tahun).
Jika menilik pada hasil riset beberapa lembaga dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, opini mengenai intoleransi dan keterlibatan anak muda dalam aksi ekstremisme kekerasan, yang beberapa di antarnya berujung pada aksi terorisme, bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Misalnya, survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) pada 2010 menunjukkan bahwa 48,9% siswa di Jabodetabek menyatakan kesetujuannya terhadap aksi radikal.
Survei Wahid Foundation (2016) menunjukkan sebanyak 60% aktivis rohis, yang mengikuti suatu pelatihan tertentu, bersedia jihad ke wilayah konflik seperti Poso dan Suriah. 10% mendukung serangan Bom Thamrin. Dan 6% mendukung ISIS. Survei paling mutakhir dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta pada 2017. Hasil survei di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut menunjukkan opini radikal sebesar 58%, opini intoleransi internel sebesar 51,1%, dan opini intoleransi eksternal sebesar 34,4%.
Fenomena jelang Ramadhan 1439 Hijriyah dan beberapa survei dalam satu dasawarsa terakhir menjadi bukti bahwa benih-benih ekstremisme telah terpatri dalam diri sebagian anak muda. Meskipun bukan kecenderungan anak muda pada umumnya, namun fenomena di atas menunjukkan bahwa pilihan anak muda tidaklah tunggal dalam mengejawantahkan diri, utamanya dalam ekspresi keagamaan. Karena nyatanya ada sebagian anak muda yang tak segan mengorbankan nyawa mereka demi sesuatu yang mereka yakini.
Oleh karena itu, anak muda Indonesiayang memiliki pandangan terbuka, visioner dan aktif mengkampanyekan perdamaian, perlu melakukan konsolidasi untuk meneguhkan keragaman yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Upaya ini dapat ditempuh melalui helatan Indonesia Millennial Movement, sebuah forum yang mempertemukan anak muda dari beragam suku, agama, ras dan antar-golongan untuk membincangkan dan merumuskan bersama terkait usaha-usaha perdamaian dalam rangka pencegahan terhadap ekstremisme kekerasan.
Indonesia Millennial Movement ini akan mengangkat tema “Percaya Indonesia”. Tema ini dipilih sebagai bentuk nyata kampanye perdamaian yang dilandasi dari keyakinan akan perbedaan yang menjadi sunnatullah di satu sisi, sekaligus bentuk penghargaan atas keragamaan itu sendiri di sisi lain. Singkatnya, sebagai sebuah upaya untuk meyakini dan menghargai akan keragaman yang ada. Karena tanpa meyakini serta menghargai keragaman yang ada, tidak mengherankan bila ekstremisme kekerasan laku di pasaran. Dan mustahil akan terwujud perdamaian yang hakiki.
Tujuan Kegiatan
- Memperkuat nilai-nilai perdamaian dalam cara pandang dan perilaku anak muda Indonesia.
- Membentuk jejaring anak muda Indonesia yang konsen terhadap perdamaian.
- Mempromosikan perdamaian dalam kehidupan nyata dan mengkampanyekannya di media sosial.
Forum ini akan sama-sama membicarakan mengenai perdamaian dan pencegahan ekstremisme kekerasan, dengan pokok-pokok materi sebagai berikut:
- Merajut Benang Damai dalam Beragama
- Perkembangan Internet di Indonesia: Berkah atau Musibah?
- Insan Muda menuju Indonesia Emas 2045
- Pilih Berpikir Kritis atau Apatis?
- Jalan Tengah di Ruang Pergulatan dan Pergelutan Ideologi
- Ujaran Kebencian atau Kebebasan Berpendapat?
- Anak Muda dalam Pusaran Ekstremisme Kekerasan. Kok Bisa?
Narasumber dalam kegiatan ini di antaranya ialah:
- H. Joko Widodo (Presiden RI)
- Dr. Ahmad Syafii Maarif (Pendiri MAARIF Institute)
- Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika RI)
- Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat)
- Renald Kasali
- Najeela Shihab
- Irfan Amalee (Founder Peace Generation)
- Najib Azca, Ph.D/ Prof. Noorhaidi Hasan/ Solahudin
- Ihsan Gumilar, Ph.D
- Iman Usman (Co-Founder Ruang Guru)
- Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
Fasilitator
Fasilitator dalam kegiatan ini adalah:
- Annisia Kumala
- Fahd Pahdepie
- Khelmy K. Pribadi
- Khotimun Susanti
- Shofan
- Nur Rofi’ah/ Anis F. Fuadah
- Pipit Aidul Fitriyana
- Ririe Khoriroh
- Yulianti Muthmainnah
- Zuly Qodir/ Irfan Nur Hakim
Forum ini ditujukan bagi Anak Muda Indonesia dalam rentang usia 17-25 tahun yang berasal dari berbagai komunitas, pelajar dan atau mahasiswa dari berbagai sekolah/perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, laki-laki dan perempuan. Kuota untuk 100 orang yang akan disaring oleh panitia melalui seleksi administrasi, esai dan vlog.
- Anak Muda Indonesia dalam rentang usia 17-25 tahun;
- Aktif di organisasi intra/ekstra sekolah/perguruan tinggi atau masyarakat akar rumput (masyarakat binaan);
- Mengisi formulir pendaftaran online di http://bit.ly/IndonesiaMillennialMovement2018;
- Membuat esai (400 kata) sesuai dengan tema kegiatan “Percaya Indonesia” (Essay dilampirkan dalam formulir online);
- Melampirkan Scan/Foto Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar/Kartu Identitas Lembagadalam formulir online;
- Melampirkan Foto diri dalam formulir online;
- Melampirkan Surat izin/surat tugas dari pihak sekolah/universitas/lembagamasing-masing dalam formulir online;
- Membuat vlog (durasi maksimal 60 detik) sesuai dengan tema kegiatan, dan diunggah ke akun media sosial serta dimention ke akun media sosial MAARIF Institute dan Convey Indonesia dengan tagar #PercayaIndonesia#MudaCintaDamai dan#MeyakiniMenghargai. Setiap vlog yang diposting diberi caption dengan format: Nama Peserta-Asal Daerah-Deskripsi Singkat mengenai Vlog;
- Mengikuti seluruh akun media sosial (facebook, twitter, instagram, youtube)MAARIF Institute dan Convey Indonesia.
Akun Media Sosial | MAARIF Institute | Convey Indonesia |
Maarif Institute for Culture and Humanity | Convey Indonesia | |
@maarifinstitute | – | |
@maarifinstitute | @conveyindonesia | |
Youtube | MAARIF Institute | Convey Indonesia |
Bagi pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi:
- Mengisi pre-test (online) yang telah disediakan;
- Panitia akan memanggung biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi selama forum berlangsung.
Tahapan Kegiatan
No. | Kegiatan | Waktu |
1 | Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta | 3 September – 26Oktober 2018 |
2 | Seleksi Administrasi | 21 – 26Oktober 2018 |
3 | Pengumuman Hasil Seleksi | 29Oktober 2018 |
4 | Daftar Ulang Peserta (sekaligus mengisi pre-test) | 30 – 31 Oktober 2018 |
5 | Indonesia Millennial Movement | 9 – 13 November 2018 |
Penyelenggara
Indonesia Millennial Movement diselenggarakan oleh MAARIF Institute for Culture and Humanity bekerjasama dengan Convey Indonesia (PPIM UIN Jakarta dan UNDP Indonesia).
Kemitraan
Dalam menyelenggarakan Indonesia Millennial Movement, MAARIF Institute bermitra denganKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud); Kementerian Agama (Kemenag);Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora);Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti); Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
TWIBBON
Silakan unduh Twibbon dibawah ini, dan bisa diedit menggunakan apps PicsArt di Apps Store atau Play Store agar kualitas fotonya tidak buram

TERM OF REFERENCE
