Sosok almarhum Buya Syafii Maarif sebagai guru bangsa, yang telah berpulang ke Rahmatullah pada 27 Mei 2022 merefleksikan komitmen keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan. Sebuah legacy dari visi intelektual dan sosial seorang Muslim Patriotik kelahiran 31 Mei 1935 itu di Sumpurkudus, Sumatera Barat.

Selama hidupnya, Muazin bangsa ini tak pernah absen mengumandangkan moralitas dan keadaban publik. Menurutnya, krisis dan keterpurukan yang dialami bangsa di semua lini kehidupan, sesungguhnya akibat diabaikannya moralitas dan keadaban publik ini. Buya Syafii Maarif juga selalu menyuarakan pentingnya Pancasila sebagai perekat bangsa.

Legacy pemikiran Buya Syafii perlu dirawat dan terus disebarkan ke anak anak bangsa. Sikap kritis, kebersahajaan, dan keteladanannya perlu dilanjutkan, bukan sekadar dikenang, oleh generasi berikutnya; bagaimana menerjemahkan pemikiran-pemikirannya serta meneladani sikap hidupnya dalam tataran praktis yang lebih aplikatif.

Dalam rangka merawat dan meneruskan legacy pemikiran Buya Syafii, MAARIF Institute bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Internasional Indonesia menyelenggarakan “Syafii Maarif Memorial Lecture (SMML) II” dengan menghadirkan Prof. Greg Fealy (The Department of Political and Social Change) ANU.

Prof. Greg Fealy akan berbagi gagasan, pemikiran, dan temuan-temuan terbaru soal isu-isu keagamaan, politik, demokrasi, kebhinekaan, dan kemanusiaan.

0Weeks0Days
1
1

Prof. Greg Fealy

(The Department of Political and Social Change) ANU.