Latar Belakang

Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu mengelola berbagai kekayaan dan kelimpahan yang dimiliki untuk sebesar mungkin kemakmuran rakyatnya. Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan sosial yang luar biasa. Bangsa kita tidak hanya kaya dengan alamnya, namun juga melimpah dengan kemajemukan budaya, adat istiadat, etnis, agama, dan bahasa. Kelimpahan ini harus dapat dikelola agar dapat lestari hingga waktu yang tak terhingga. Mungkin hingga satu hari sebelum kiamat, harap Buya Syafii Maarif.

Untuk mengelola kekayaan –baik alam dan budayanya– yang melimpah ini, dari rahim bangsa ini harus terus lahir manusia-manusia unggul dan ideal yang sanggup mengelola semua kekayaan ini sekaligus menghadapi berbagai tantangan yang lebih berat di masa depan. Untuk menciptakan manusia Indonesia yang unggul, maka pembangunan jiwa dan karakter manusia harus menjadi prioritas utama.

Pada tahun 2050 mendatang bangsa ini akan mengalami ledakan penduduk yang luar biasa, bonus demografi yang melimpah sebesar 400.000.000 jiwa –jika pertumbuhan pendududuk 1.48% per tahun berkelanjutan. Jikalau bangsa ini gagal mengelola sumberdaya manusia yang melimpah ini, maka hanya akan menyisakan malapetaka berkepanjangan.

Kita telah setengah gagal –untuk tidak menuduh gagal total– dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah yang sepatutnya dapat dimanfaatkan dan dipergunakan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Kemakmuran dan kesejahteraan bersama baru sebatas janji suci dan cita-cita agung dari kemerdekaan bangsa ini 70 tahun silam. Persoalan kemiskinan dan ketidakadilan masih setia menghinggapi kehidupan mayoritas bangsa yang dibuai oleh hamparan kekayaan alamnya ini. Ketidakmampuan bangsa ini dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah lebih karena kualitas sumber daya manusianya yang masih sangat terbatas. Hal ini tak lain sangat dipengaruhi salah satunya oleh kualitas pendidikan kita yang belum merata.

Tanpa dapat ditawar lagi bangsa ini harus dapat melakukan pembangunan karakter dan kualitas bangsanya sehingga melahirkan manusia-manusia ideal dengan visi yang panjang ribuan tahun ke depan, bukan manusia tuna-visi dan tuna-moral yang hanya mementingkan kehidupan seukuran sejengkal.

Dewasa ini, pembangunan karakter manusia Indonesia menjadi salah satu perhatian utama pemerintahan Jokowi-JK. Melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, para pemimpin bangsa telah berupaya memberikan perhatian yang lebih bagi penguatan kualitas manusia Indonesia pada umumnya, khususnya kalangan generasi muda pelanjut perjuangan dan kepemimpinan bangsa. Hal ini tercantum dalam salah agenda utama Nawa Cita, yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pendidikan berdasarkan konsep Revolusi Mental.

Semangat membangun karakter manusia Indonesia yang sesuai dengan jatidiri dan kepribadian bangsa tidak dapat lepas dari fondasi kehidupan kebangsaan kita yang telah mengakar, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Kebhinekaan adalah kekayaan kultural dan natural yang dimiliki oleh bangsa ini. Oleh karenanya bangsa ini harus dapat menerima dan memelihara keniscayaan kultural dan alamiah yang menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang majemuk.

Menerjemahkan Revolusi Mental
Realitas kebhinnekaan yang dimiliki bangsa ini harus senantiasa kita syukuri dan pelihara dengan baik. Oleh karenanya dalam upaya membangun karakter generasi muda, pemerintah sepatutnya dapat berperan aktif bersama elemen bangsa lainnya untuk bekerja keras memperkuat dan menanamkan kecintaan dan penerimaan generasi muda terhadap kebhinekaan yang menjadi bingkai kehidupan kebangsaan kita dewasa ini.

Kegagalan kita dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah jangan sampai terjadi dalam pengelolaan kita atas kekayaan kebhinekaan bangsa ini. Bangsa ini harus pandai memelihara untaian kebhinekaan agar tidak terkoyak oleh perilaku sebagian kecil oknum yang tidak bertanggungjawab. Yakni mereka yang seringkali memaksakan kekerasan dan perilaku intoleransi dalam memperlakukan kebhinekaan dan perbedaan.
Kebhinekaan yang menjadi bingkai utama kehidupan kebangsaan kita, tidak memberi ruang bagi berbagai praktek kekerasan, intoleransi, dan  sektarianisme. Dengan adanya kebhinekaan, ruang-ruang untuk mendialogkan perbedaan harus dibuka secara luas. Hal ini untuk menjaga agar bangunan kebangsaan kita tetap utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Fenomena kekerasan, radikalisme, intoleransi, dan pandangan eksklusif harus segera dihalau dari kehidupan generasi muda. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan masa depan generasi muda kita agar yang lebih baik dan maju lagi. Oleh karena itu pendidikan kebhinekaan menjadi hal penting yang perlu ditanamkan di kalangan generasi muda, khususnya para pelajar. Di pundak generasi muda, masa depan bangsa ini ditambatkan.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebagaimana diketahui bersama sebagai koordinator pelaksana Revolusi Mental, melalui salah satu agenda prioritasnya melakukan revolusi karakter bangsa tentang penguatan karakter dan jati diri bangsa yang mengharapkan SDM Indonesia menjadi SDM yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriot, dinamis, berbudaya, dan berorientasi iptek berdasarkan Pancasilan dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengingat pentingnya makna Revolusi Mental, program ini merupakan upaya yang sangat strategis untuk menginternalisasikan nilai-nilai dan karakter kebangsaan di kalangan masyarakat Indonesia, tak terkecuali di kalangan pelajar dan generasi muda. Upaya strategis ini tentu merupakan tanggungjawab bersama seluruh elemen bangsa, termasuk berbagai kelompok masyarakat sipil di dalamnya. Oleh karenanya sinergi yang kuat antara lembaga kenegaraan seperti Kementerian Korrdinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil tak terelakkan untuk lebih mengokohkan upaya internalisasi ini.

Dalam upaya memperteguh kebhinekaan dan memperkuat karakter kebangsaan di kalangan generasi muda, MAARIF Institute sejak tahun 2012 telah secara konsisten memberikan pendampingan dalam bentuk berbagai pelatihan terhadap para guru dan siswa SMA negeri di beberapa kota. Upaya tersebut misalnya diwujudkan dalam Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Toleransi, Anti-Kekerasan, dan Inklusifitas bagi para guru mata pelajaran PAI dan Pkn di kota Yogyakarta, Surakarta, Pandeglang, Cianjur, dan DKI Jakarta. Adapun kegiatan untuk para siswa dilakukan dalam bentuk Jambore Pelajar dan Sekolah Pelopor Kebangsaan “Pelajar Teladan Bangsa” dengan melibatkan para pelajar di beberapa SMA Negeri di Kota Yogyakarta, Cianjur, dan DKI Jakarta.

Pada tahun 2014 lalu, upaya ini dilakukan melalui kegiatan Jambore Pelajar se-Pulau Jawa dengan melibatkan 100 orang peserta dari sejumlah SMU di Pulau Jawa dengan menanamkan nilai-nilai dan karakter utama kebangsaan yang tertuang dalam buku “Agenda Pelajar Muslim: 12 Karakter Pelopor Kebangsaan, 24 Minggu Menjadi Teladan Bangsa”. Upaya yang telah dilakukan oleh MAARIF Institute ini merupakan sebentuk partisipasi publik, dalam hal ini partisipasi dan kontribusi nyata masyarakat sipil dalam membantu Negara untuk lebih menginternalisasikan nilai-nilai dan karakter kebangsaan.

Untuk memperkuat peran Negara dalam upaya melakukan Revolusi Mental dan pembangunan karakter di dunia pendidikan, khususnya di kalangan generasi muda, maka MAARIF Institute dengan dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan berinisiatif merealisasikan program Jambore Pelajar Teladan Bangsa Se-Pulau Jawa 2015. Kegiatan ini selain mendukung upaya yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam merealisasikan konsep Revolusi Mental, juga bertujuan untuk lebih menanamkan kecintaan generasi muda khususnya para pelajar Indonesia, pada realitas kebhinnekaan yang menjadi keniscayaan bangsa ini.

Penyelenggaraan Jambore Pelajar Teladan Bangsa 2015 ini akan dilakukan pada Desember 2015 yang akan datang dengan mengangkat tema “Mencintai Kebhinekaan, Menghayati Jatidiri Bangsa Indonesia”. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang telah dilakukan oleh MAARIF Institute selama beberapa tahun terakhir.

Tujuan Kegiatan

  1. Membangun karakter kebangsaan di kalangan generasi muda sehingga lebih mengenal jatidiri dan kepribadian bangsanya.
  2. Memperkuat nilai-nilai kebhinnekaan dan kebangsaan dalam cara pandang dan perilaku para pelajar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
  3. Memperkokoh nilai-nilai kebangsaan yang moderat, toleran dan inklusif yang berakar kuat dan berpadu dengan nilai-nilai keindonesiaan di kalangan para pelajar, terutama para aktivis Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pengurus kegiatan ekstra kurikuler di sekolahnya masing-masing.
  4. Membentuk jejaring pelajar bangsa di Pulau Jawa yang memiliki konsen terhadap nilai-nilai kebhinnekaan dan keindonesiaan.

Persyaratan Peserta

  1. Pelajar di Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah baik negeri maupun swasta di Pulau Jawa.
  2. Aktif sebagai pengurus di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), atau kegiatan ekstrakurikuler sekolah (Pramuka, Rohis, Paskibra, dst)
  3. Membuat esai tentang “Mencintai Kebhinekaan, Menghayati Jatidiri Bangsa Indonesia” (250-400 kata)
  4. Membuat esai tentang motivasi mengikuti kegiatan pelatihan ini (250 kata)
  5. Melengkapi data pribadi yang sudah disediakan pada formulir
  6. Menyertakan surat rekomendasi dari sekolah
  7. Menyertakan surat keterangan sehat dari dokter atau klinik/Puskesmas maupun rumah sakit setempat.

DAFTAR PESERTA LOLOS SLEKSI

TOR Jambore 2015
Form Pendaftaran