Menjadi lembaga pembaruan pemikiran dan advokasi untuk mewujudkan praksis Islam sehingga keadilan sosial dan kemanusiaan menjadi fondasi keindonesiaan sesuai cita-cita sosial dan intelektualisme Ahmad Syafii Maarif.

  1. Mendorong aktualisasi nilai-nilai demokrasi, HAM, dan kebinekaan untuk memulihkan keadaban publik, saling menghargai, dan kerjasama yang konstruktif bagi keindonesiaan dan kemanusiaan.
  2. Memperkuat dan memperluas partisipasi masyarakat sipil dan generasi muda untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang berkeadilan atas dasar kebinekaan.

Egaliter
Non-diskriminasi
Toleran
Inklusif

MAARIF INSTITUTE FOR CULTURE AND HUMANITY

Statuta pendirian MAARIF Institute for Culture and Humanity (2003) menyatakan komitmen dasar lembaga ini sebagai gerakan kebudayaan dalam konteks keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan. Tiga area ini merupakan hal pokok dan terpenting dalam perjalanan intelektualisme dan aktivisme Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan mantan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).

Keberadaan MAARIF Institute merupakan bagian tidak terpisahkan dari jaringan gerakan Pembaruan Pemikiran Islam (PPI) yang ada di Indonesia dewasa ini. Gerakan pembaruan merupakan sebuah keniscayaan sekaligus tuntutan sejarah. Kompleksitas masalah kemanusiaan modern berikut isu-isu kontemporer yang mengikutinya seperti demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, gender, dialog antar-agama dan peradaban serta sederet isu lainnya menuntut pemahaman dan penjelasan baru dari ajaran Islam.

Disadari pula bahwa program serta aktivitas MAARIF Institute tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan sosiologis persyarikatan Muhammadiyah, meskipun tidak ada hubungan structural dengan organisasi ini dan tanpa mengurangi komitmen untuk terus memperluas radius pergaulan lembaga. Muhammadiyah, menurut banyak kalangan, sering dianggap sebagai representasi gerakan modernis-moderat di Indonesia yang aktif mempromosikan pemikiran-pemikiran Islam, berdakwah, dan melakukan aksi-aksi sosial. Oleh karena itu, memperjuangkan arus pembaruan pemikiran Islam dalam konteks gerakan Muhammadiyah merupakan perhatian utama MAARIF Institute sebagai bagian dari upaya pencerahan sekaligus memperkuat elemen moderat (empowering moderates) di Indonesia.

YAYASAN AHMAD SYAFII MAARIF

DEWAN PEMBINA

DEWAN PENGAWAS

PENGURUS YAYASAN

EKSEKUTIF MAARIF INSTITUTE

Senior Fellows

Abd Rohim Ghazali

MAARIF Institute’s Associate Researcher

Ahmad Fuad Fanani, MA. | Prof. Ahmad Najib Burhani, Ph.D. | Ahmad Norma Permata, Ph.D. | Ai Fatimah Nur Fuad, Ph.D. | Alpha Amirrachman, Ph.D. | Benni Setiawan, M.S.I. | David Krisna Alka, S.Th.I., MA | Dewi Candraningrum, Ph.D. | Emran Quresy, Ph.D. | Prof. Hilman Latief, Ph.D. | Irfan Amalee, MA. | Muhammad Hilali Basya, S.Pd.I., M.A., Ph.D | Khelmy K. Pribadi, M.Si | Nader Hashemi, Ph.D. | Pradana Boy ZTF, Ph.D. | Putut Widjanarko, Ph.D. | Rebea Volkmann, Ph.D. | Rudi Sukandar, Ph.D. | Siti Sarah Muwahidah, Ph.D | Ranie Kasmir | Sukidi Mulyadi, Ph.D  | Tuti Alawiyah Burhani, Ph.D. | Wahyudi Akmaliah Muhammad, M.A. | Yayah Khisbiyah, Ph.D.Cd. | Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy  | Prof. Dr. Zuly Qodir