SIARAN PERS
Jogjakarta, 19 Januari 2017. Ada apa dengan Aksi “Bela Islam” (1,2,3) ? Pertanyaan yang muncul setelah “Bela Islam” : kenapa tiba-tiba muncul kekuatan yang mampu memobilisasi massa sebesar ini ? Mengapa gerakan ini melaju bak bola salju yang tiba-tiba terus membesar dan mendapat simpati secara luas dari masyarakat ? Apakah ini babak lebih lanjut dari “conservative turn” atau “islamisasi” ? Bagaimana kita memahami peta gerakan Islam saat ini ? Bagaimana prospek peran gerakan Islam dalam demokratisasi dan pencapaian keadilan sosial ?”
Beragam pertanyaan inilah yang muncul pada publik Indonesia akhir-akhir ini. Terutama jika direfleksikan dengan temuan Bob Hefner pasca reformasi, ketika melalui karyanya, “Civil Islam“ ia memberikan gambaran optimis tentang peran Muslim dalam demokratisasi Indonesia, dengan menunjuk khususnya pada dua organisasi Islam terbesar, NU danMuhammadiyah. Kedua organisasi ini aktif mendorong demokratisasi melalui sistem pemilu yang demokratis, penegakan hukum, fatwa anti korupsi, mendorong good governance, serta aktif dalam pembangunan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui pendirian fasilitas pendidikan, kesehatan dan sosial. “Bahkan kedua organisasi itu seperti tak kuasa melawan tarikan pusaran baru gerakan Islam ini” terangPlt. Direktur Eksekutif MAARIF Institute Muhd. Abdullah Darraz
Guna merespon hal itu, MAARIF Institute yang lebih dari delapan tahun menerbitkan Jurnal MAARIF menggelar diskusi terfokus di PP Muhammadiyah Jogjakarta pada 19-20 Januari 2017. Pertemuan ini mengambil tema, Setelah Aksi Bela Islam: Gerakan Sosial Islam, Demokratisasi dan Keadilan Sosial. Buya Syafii Maarif dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas digelarkan forum akademik ini. “Masyarakat Islam harus lebih peka dan cerdas dalam melihat perkembangan zaman, agar umat tidak menjadi buih. Islam harus dikembalikan ruhnya sebagai pedoman moral dan bukan alat politik kekuasaan” terang pendiri MAARIF Institute ini.
Agenda ini merupakan upaya MAARIF Institute membaca situasi kekinian dalam lanskap akademik dengan menggandeng para cendekiawan dan akademisi. Turut hadir dalam acara ini yaitu Buya Ahmad Syafii Maarif, Prof. Mark Woodward (Arizona State Univ), Zaenal Abidin Bagir (UGM), Airlangga Pribadi (Unair), Ahmad Najib Burhani (LIPI), M. Iqbal Ahnaf (UGM), Ahmad Sueady (Intelektual NU), ZulyQodir(UMY), Hilman Latief ( UMY) dan Fellow MAARIF Institute.
Demikian siaran pers ini kami sampaikan dan atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih banyak.
Salam,
Ahmad Imam Mujadid Rais
Direktur Riset
CP : M. Supriadi 081316538753
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!