Pengarang: http://nasional.tempo.co

TEMPO.CO, Yogyakarta – Para teroris yang mengatasnamakan agama sebagai dasar tindakan mereka justru menjadi penghancur peradaban Islam. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah M. Syafii Maarif menyatakan tindakan teroris itu bukan menggambarkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

“Teroris tidak mempunyai hati dan perasaan. Mereka tega membunuh dan membantai sesama saudaranya,” kata Syafii, Kamis, 29 Oktober 2015.

Dalam dialog dengan tema “Program Damai Dunia Maya” yang diselenggarakan di Jogja Expo Center ini, ia menambahkan, teroris menghancurkan peradaban Islam. Karena tindakan mereka, Islam menjadi sasaran kritik semua masyarakat. Bukan hanya masyarakat internasional, masyarakat Indonesia pun banyak yang menuduh.

Ia juga mengkritik ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang muncul di Suriah dan Irak. Mereka membabi buta menghantam sesama kelompoknya, yaitu Sunni. Menurut Buya Syafii—sapaan Syafii Maarif—orang-orang ISIS adalah Sunni, bukan Syiah, tapi mereka membunuh dan membantai orang-orang Sunni.

Kehadiran ISIS, kata dia, justru menjadi malapetaka bagi umat Islam. Jika ISIS menjadi idola anak-anak muda Indonesia, itu merupakan sebuah kesalahan fatal. Sebab, selain mengikuti organisasi yang sama sekali tidak mencerminkan Islam, juga akan mengancam stabilitas negara Republik Indonesia. Dengan demikian, ISIS harus diperangi bersama.

“Seorang muslim harus membersihkan pikiran dan hati jika ia ingin menjadi muslim yang baik,” ujarnya.

Nukman Luthfie, pakar media sosial, mengatakan kemiskinan dan pendidikan rendah merupakan salah satu faktor utama munculnya kelompok-kelompok radikal atau ekstremisme. Di Indonesia, ada 40 ribu anak yang tidak memiliki akses pendidikan ke tingkat dasar dan 6 juta anak-anak yang belajar di SD dan SMP serta lulusan SMA tidak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

“Jika pemerintah tidak mampu memberikan akses pendidikan kepada warga secara menyeluruh, ini adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia,” tuturnya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen + six =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.