Dyah Pikanthi
Narasi tentang perempuan tidak akan pernah berhenti dari koma menuju titik. Bagaimana geliat hidup perempuan dari ranah domestik maupun publik selalu menjadi magnet kehidupan yang menyapa perempuan dalam ruang aktivitasnya. Perempuan dengan ragam potensi dan kompetensi yang dimiliki menegaskan bahwa ada power yang menguatkan meskipun di sisi lain masih ditemui keresahan atas aktualisasi diri yang belum maksimal.
Bicara tentang perempuan pastinya bicara tentang generasi. Menyoroti generasi berarti akan menggali potensi terdalam dari aset terbaik suatu generasi. Bagaimana generasi perempuan terlahir, terdidik dan berkembang dari rahim perempuan dan perempuan akan melahirkan generasi berikutnya dan terus akan membangun suatu peradaban. Perempuan adalah madrasah pertama dan utama dalam penguatan lahirnya generasi yang dimulai dari keluarga. Inilah awal dari kekuatan perempuan sebagai pilar lahirnya generasi berkualitas.
Refleksi dari perempuan untuk perempuan menjadi bahasan hangat, sebab banyak alur yang menyoroti perempuan sebagai makhluk yang multi talent di manapun keberadaannya bicara tentang potensi dan kompetensi yang dimiliki. Termasuk bagaimana kekuatan ekonomi perempuan yang menggeliat dimulai dari keluarga, dikuatkan lagi dengan menebar manfaat untuk masyarakat bahkan sumbangsihnya bagi negara. Semua ragam karya disentuh oleh tangan lembut perempuan.
Dari Zona Domestik Menuju Zona Publik
Sebagai refleksi terkait kekuatan perempuan dalam bidang ekonomi, peran perempuan dikuatkan saat perempuan memilih keluar dari zona domestik menuju publik. Di mana pergeseran mulai terasa dengan potensi yang beragam dan dimiliki oleh perempuan.
Terutama saat perempuan memilih ikut mengambil peran dalam menguatkan ekonomi keluarga dengan bekerja atau aktualisasi diri. Begitu nyata saat ketahanan pangan dalam keluarga sangat ditentukan oleh bagaimana perempuannya dalam bergerak.
Perempuan mampu mengatur biaya-biaya yang menjadi kebutuhan keluarga maupun di lingkungan publik. Ada biaya operasional, biaya saving maupun biaya insidental, perempuan dengan kekuatannya mengambil peran penting sebagai manajer atau pengelola dalam rumah tangga.
Begitupun dalam hal publik, ragam upaya dilakukan perempuan dalam membuka kran jaringan/relasi dalam berbisnis atau berdagang. Pemberdayaan wirausaha perempuan melalui industri rumah tangga (UKM) diyakini mampu meningkatkan kepercayaan diri perempuan sebagai penggerak kekuatan ekonomi keluarga.
Meskipun pendapat berbeda dikemukakan oleh Davidson dan Burke (2004) yang menyatakan bahwa wirausaha perempuan masih menjadi kaum minoritas bagi kalangan wirausaha. Pendapat ini bersumber dari kondisi kaum perempuan yang masih menjadi kaum minoritas dalam geliat wirausaha salah satunya adalah hambatan yang dihadapi dalam memulai atau menjalankan suatu usaha. Dalam memulai usaha perempuan masih terbatas terkait modal.
Realitasnya dana bagi perempuan pengusaha masih belum optimal dalam mendapatkan akses terutama bagi perempuan pegiat usaha yang berada di daerah terpencil. Namun kondisi ini tidak menjadikan perempuan tidak bergerak. Justru perempuan semakin mendapat tantangan lebih dalam tertib mengatur pengelolaan keuangan dari memulai usaha dan mengantar pada pos-pos operasionalnya. Menata anggaran, mengevaluasi dana dan menertibkan pengelolaan. Perempuan senantiasa terus belajar dan menjadi pembelajar.
Perempuan Memberi Warna dan Inovasi dalam Perekonomian
World Bank (2011) menyebutkan bahwa di hampir semua negara, perempuan lebih mungkin untuk terlibat dalam kegiatan produktivitas yang belum maksimal dibandingkan laki-laki. Akibat dari perbedaan-perbedaan peran dalam pekerjaan perempuan dan laki-laki menyebabkan kesenjangan dan salah satu indikatornya adalah pendidikan dan keterampilan.
Kondisi tersebut sebenarnya terpatahkan dengan realitas perempuan saat ini yang memiliki pendidikan dan ketrampilan hidup sudah sama kualitasnya dengan laki-laki. Di mana perempuan berpendidikan tinggi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi kelangsungan generasinya (QS Al Mujadalah:11).
Dari perempuan inilah kecakapan ilmu dan kompetensi yang dimiliki perempuan mampu memberikan warna terkait inovasi dan kepekaannya dalam menyikapi dan menjawab tantangan ekonomi yang semakin berkembang. Seperti inovasi dalam merangkai produk bernilai jual tinggi dan memiliki kekhasan.
Alasan lain yang membatasi ruang lingkup perempuan dalam usaha yaitu salah satu industri yang banyak digeluti oleh wirausaha perempuan adalah industri rumahan. Kondisi inipun terpatahkan dengan ragam kreativitas dan kemandirian yang diciptakan oleh perempuan. Contohnya dalam geliat tumbuh kembang koperasi misalnya sebagai satu unit perekonomian masyarakat, perempuan turut aktif.
Koperasi yang ada saat ini mampu menghadirkan sisi produktivitas perempuan yakni melalui koperasi perempuan maupun kegiatan lain di masyarakat. Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang sangat bermanfaat dalam aktualisasi diri perempuan. Selain itu ada pula gambaran keadaaan mayoritas kategori usaha yang dijalankan oleh wirausaha perempuan di Indonesia khususnya adalah usaha yang berkaitan dengan pangan.
Kondisi ini bukan menjadi alasan bahwa perempuan hanya mampu berkompetisi dalam kreasi pangan saja. Namun justru dari penguatan pangan inilah menjadi pilar penguat dan mata rantai ketahanan pangan yang dikuatkan dari aktualisasi diri perempuan.
Kemandirian Perempuan Menggerakan UKM/UMKM
Sungguh, kemandirian perempuan dalam mengembangkan diri dan komunitasnya dengan ragam kompetensi yang dimiliki yakni dari motivasi, sifat, sikap, pendidikan dan ketrampilan yang dimilikinya mampu menjadi magnet kebaikan dalam berwirausaha.
Sehingga bagi perempuan dengan ragam potensi harus dilejitkan meskipun perempuan memiliki peran ganda baik sebagai istri, ibu, dan anak perempuan. Seperti pesan dari Nyai A. Dahlan (Siti Walidah) istri dari pendiri Muhammadiyah KHA Dahlan sekaligus penggerak organisasi Aisyiyah berpesan kepada generasi (perempuan) bahwa urusan dapur tidak menghalangi perempuan dalam menjalankan perannya di masyarakat .
Harapan besar selalu bersama perempuan begitupun saat gerakan UKM/ UMKM digeliatkan. Hadirnya gerakan ini menjadi semangat perempuan dalam membangkitkan kemandirian ekonomi dengan wujud nyata menciptakan lapangan kerja. Kekuatan perempuan menghidupkan sektor ekonomi baik lokal ataupun daerah sudah tidak diragukan. Semoga geliat usaha perempuan senantiasa bertumbuh dan berkembang menjadi magnet kebaikan yang menguatkan perempuan dalam segenap aktivitasnya.
Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktoral Universitas Airlangga Surabaya
Artikel ini kerjasama MAARIF Institute dengan Rahma.id
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!