Kupang, 4 Desember 2024 – Muhammadiyah baru saja menyelesaikan perhelatan Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah berlangsung di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, 4-6 Desember 2024. Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah kali ini mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”. Acara ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto dan dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, Rabu, 4 Desember 2024, dengan memainkan alat musik tradisional Sasando sebagai simbol penghormatan budaya lokal.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., dalam sambutannya menekankan makna mendalam tema tersebut. “Kemakmuran adalah kondisi sejahtera lahir dan batin. Dengan segala kekayaan alam yang dimiliki, negeri ini dapat dikelola menjadi tanah yang makmur,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tema ini didasari oleh tiga pilar utama. Pertama, cita-cita nasional untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kedua, aspek sosiologis yang tercermin dalam konsep masyarakat Indonesia yang mengenal istilah “gemah ripah loh jinawi”, yaitu negeri yang damai dan rakyatnya sejahtera lahir batin. Ketiga, perspektif Islam yang mengacu pada konsep “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”, menggambarkan negeri yang diberkahi Allah dengan kemakmuran dan ampunan.

Semangat ini menurutnya, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto tentang kedaulatan Indonesia dan pentingnya pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Dalam pidatonya, Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap Muhammadiyah. Ia menyoroti kehadiran tokoh-tokoh besar yang memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah, seperti Presiden pertama dan kedua Republik Indonesia, yang keduanya merupakan warga Muhammadiyah. Hal ini, menurut Prabowo, menjadi bukti nyata keberhasilan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan, dakwah, pendidikan, dan kesehatan. Keberhasilan Muhammadiyah dalam mendidik serta membesarkan kader-kadernya membuat organisasi ini mampu hadir dan berkontribusi di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua pilar utama kebangkitan bangsa, dan peran Muhammadiyah dalam kedua bidang ini sangat signifikan. Muhammadiyah telah berhasil membangun 167 perguruan tinggi, 126 rumah sakit, 231 klinik, 5.345 sekolah dan madrasah, serta 440 pesantren. Jaringan organisasi yang luas, baik di dalam maupun luar negeri, menjadi bukti kontribusi nyata Muhammadiyah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia.

Selain itu, pengaruh Muhammadiyah juga terlihat dalam upayanya menanamkan sikap patriotisme dan semangat cinta tanah air. Salah satu contohnya adalah Jenderal Besar Sudirman, yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah SMA Muhammadiyah Purwokerto. Meskipun bukan lulusan akademi militer, ia mampu menjadi simbol perjuangan dan dedikasi terhadap bangsa.
Presiden juga menyampaikan pesan persatuan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan di tengah dinamika global yang penuh tantangan. “Kita harus menghindari perpecahan dan konflik. Kerukunan, jiwa besar, serta penghormatan atas keberagaman adalah kunci kemajuan bangsa,” tegasnya.

Pada momen Milad ke-112 ini, Pemerintah Indonesia menyampaikan penghargaan dan harapan agar Muhammadiyah terus berkontribusi dalam bidang dakwah, kesehatan, dan pendidikan. “Menghadirkan kemakmuran untuk semua adalah tujuan mulia, karena tidak ada kemakmuran tanpa keadilan. Bersama-sama kita hilangkan kemiskinan dan kelaparan,” pungkas Presiden.
Dalam sesi wawancara dengan Kompas Tv, Direktur Eksekutif MAARIF Institute Andar Nubowo menjelaskan Pidato Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menegaskan bahwa Muhammadiyah hadir untuk semua kalangan tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang apapun. Kehadirannya berkomitmen menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Tanwir Muhammadiyah di Kupang kali ini memperkuat komitmen Muhammadiyah untuk kesejahteraan yang inklusif, serta menegaskan visi Muhammadiyah terhadap kemakmuran dan keadilan universal”, ungkap Andar.

Lebih lanjut Andar menjelaskan bahwa pemilihan Kupang, wilayah mayoritas non-Muslim dan berdasarkan data BPS memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, adalah simbol penting bahwa Muhammadiyah konsisten berada di tengah masyarakat yang memerlukan kehadiran solusi nyata. Hal ini menegaskan bahwa perjuangan Muhammadiyah melampaui sekat-sekat keagamaan maupun identitas, dengan fokus pada kebangsaan dan kemanusiaan universal.

“Sejak didirikan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmennya terhadap toleransi, keterbukaan, dan prinsip Islam berkemajuan. Ini mencerminkan nilai-nilai Islam yang inklusif, yang hadir untuk memberikan manfaat bagi semua, tanpa kecuali”, pungkas Andar.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × one =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.