Pengarang: http://news.detik.com/

Jakarta – Sebanyak 100 orang pelajar SMA se-Jawa mengikuti kegiatan Jambore yang digelar MAARIF Institute. Jambore yang membahas isu sektarianisme ini salah satunya digelar sebagai respons atas kerusuhan berbau SARA yang terjadi di Tanjungbalai, Sumut pada Jumat (29/7) lalu.

“Tema jambore ini berkaitan dengan semakin intensnya ketegangan sosial berbasis sektarian bahkan konflik yang disulut sentimen etnis seperti kasus Tanjungbalai kemarin. Fenomena ini mengisyaratkan perlunya kita terus memperkuat dan menyemaikan nilai-nilai toleransi, terutama di kalangan generasi muda”, ucap Direktur Eksekutif MAARIF Institute Fajar Riza Ul Haq dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2016).

Kegiatan Jambore Pelajar SMA Se-Jawa 2016 ini merupakan kegiatan tahunan kali keempat sejak tahun 2013. Ada 100 pelajar dari 19 kabupaten/kota di Pulau Jawa yang telah lolos seleksi mengikuti kegiatan ini. Menurut Direktur Program MAARIF Institute Abdullah Daraz, peserta berasal dari SMA dan SMK negeri maupun swasta pilihan, karena syarat masuk peserta cukup ketat.

Tak hanya memiliki pengalaman aktifitas kesiswaan di sekolah masing-masing, para peserta juga harus mengirimkan tulisan esai yang dinilai tim juri. Konsistensi MAARIF Institute menyelenggarakan kegiatan ini secara reguler bertujuan memberikan pencerahan dan penyadaran bagi para generasi muda agar tidak mudah terbawa arus kebencian yang kian gencar disebarkan oleh para ashabul fitnah (kelompok ekstrem yang menggunakan strategi fitnah) yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.

“Upaya yang kami bersama Majelis Disdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini lakukan ini merupakan bentuk partisipasi publik, partisipasi masyarakat sipil dalam membantu negara menyikapi perkembangan intoleransi dan krisis identitas kebangsaan di kalangan remaja. Menjadi manusia Indonesia sama sekali tidak akan mengurangi kadar keimanan seorang warga negara. Kami fokus menyasar pelajar yang membutuhkan contoh keteladanan, termasuk praktek menghargai keragaman etnis dan perbedaan keyakinan”, papar Darraz.

Kegiatan ini akan dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy Selasa (2/8) hari ini pukul 09.30 WIB, di Gedung Graha Witjaksana Praja, Kantor Gubernur Jawa Timur, Jl. Pahlawan Surabaya. Akan hadir dalam acara pembukaan itu antara lain Gubernur Jawa Timur dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang juga merupakan co-partner dari kegiatan jambore ini.
(miq/bal)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − 15 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.