Tokoh Muda NU Salatiga yang aktif dalam pemberdayaan masyarakat petani dan menginisiasi komunitas belajar Qoryah Thayyibah.

Kehidupan masyarakat desa, terutama petani adalah ruang kesadaran yang dimiliki oleh Ahmad Bahruddin, yang dengannya pula gagasan transformasi social ia terapkan.

Bagi Ahmad Bahruddin, pembangunan desa harus diawali dari semangat dan keyakinan berdikari. Sebuah keyakinan bahwa pembangunan harus dimulai dari kemandirian. Melalui serikat tani Qoryah Thayyibah, Ahmad Bahruddin dan kawan-kawannya mengorganisir potensi petani menjadi sebuah modal social yang luar biasa.

Kehadiran serikat tani yang dibangun Ahmad Bahruddin telah memberikan dampak nyata bagi ribuan tani anggota serikat, yang tersebar di seantero-Jawa Tengah. Tak hanya advokasi petani, Ahmad Bahruddin juga dikenal sebagai inisiator sekolah non-formal dalam bentuk Komunitas Belajar Qoryah Thayyibah.

Melalui komunitas ini, Bahruddin mendisain institusi belajar yang berbasis pada kebutuhan anak dan berakar pada kehidupan lingkungan dimana komunitas itu belajar. Bahruddin mencita-citakan hadirnya sebuah ruang belajar yang membebaskan, yang memberikan ruang kreatifitas seluas-luasnya bagi anggota komunitas belajar.

Hingga kini, serikat tani dan komunitas belajar ini tumbuh menjadi ikon sebuah komunitas yang diandaikan Ahmad Bahruddin sebagai Baldatun Thayyibatun wa Robbun Ghafur.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − seven =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.