Jakarta – Direktur Eksekutif Maarif Institute Muhamad Abdullah Darraz menilai salah satu cara menangkal penyebaran ideologi radikal melalui dunia maya adalah memberikan kemampuan bagi para pegiat media sosial untuk berpikir kritis.
Menurut Abdullah, para pegiat medsos harus membiasakan berpikir dua kali bahkan seribu kali ketika mendapatkan sebuah informasi atau konten yang didapat dari medsos.
“Memboikot situs-situs penyedia konten radikal sebagaimana kita ketahui hasilnya tidak optimal. Yang diperlukan adalah memberikan kemampuan kritis kepada para pegiat media sosial agar berpikir kritis,” ujar Abdullah di Jakarta, Rabu (22/3).
Selain itu, kata dia, perlu adanya literasi media kepada publik terutama kepada generasi muda terkait konten-konten radikal dan ekses negatifnya. Literasi media ini juga perlu diimbangi pembuatan dan penyebaran konten-konten positif yang memberikan pesan sejuk, damai dan menyatukan keutuhan bangsa ini melalui berbagai medium.
“Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil harus bekerja sama memberikan edukasi dan pelatihan terkait upaya meningkatkan kemampuan literasi media dan kapasitas memproduksi konten-konten positif bisa berupa narasi tulisan, meme dan video pendek. Sehingga media sosial kita dibanjiri oleh konten-konten positif dan terhindar dari sebaran konten radikal,” imbuh dia.
Lebih dari itu, kata dia adalah membuat semacam panduan praktis yang dapat dijadikan pedoman dalam menggunakan media sosial. Abdullah mencontohkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sedang bekerja keras menyusun pedoman dalam bentuk “Fikih Informasi”.
“Fikih Informasi adalah panduan keagamaan yang disajikan sebagai pedoman praktis terkait informasi khususnya informasi di dunia maya dan panduan praktis terkait etika dan norma interaksi/cara memperlakukan informasi yang diterima,” jelas dia.
Dia menyebutkan ada tiga output dari program penyusunan fikih informasi, yakni panduan praktis, naskah akademik dan fatwa terkait Informasi. Dia berharap fikih ini bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sipil khususnya Muhammadiyah.
“Sehingga bisa menyelamatkan publik dan generasi muda dari bahaya paparan informasi palsu dan informasi bernada radikal dan memecah belah keutuhan bangsa,” pungkas dia.
Sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/420863-maarif-institute-pegiat-media-sosial-perlu-berpikir-lebih-kritis.html
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!