Pengarang: http://sumbar.antaranews.com/
Padang, (Antara Sumbar) – Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menerima kritik dan saran dari berbagai lembaga tentang daerah yang dipimpinnya selama tujuannya membangun
“Bila ada persepsi atau riset yang sedikit menyudutkan Padang, jadikanlah hal tersebut introspeksi dan pembelajaran kita semua,” kata Mahyeldi, di Padang, Kamis.
Menurut dia pernyataan dari Maarif Institut tentang tidak Islaminya Padang perlu disikapi dengan positif.
Dia mengatakan ada kemungkinan di Padang masih terdapat banyak kekurangan untuk menuju prinsip Islami tersebut.
Hal ini tentunya harus menjadi peringatan sekaligus dorongan semangat untuk masyarakat Padang agar tujuan menjadi Islami lebih tercapai.
“Terkait banyaknya pihak yang membantah pernyataan tersebut, kami lebih berpikir objektif,” katanya.
Menurut dia, adanya sebuah riset atau penelaahan tidaklah dilarang, namun tetap harus diwaspadai.
Terutama dalam mewaspadai muata-muatan negatif yang secara sengaja dampaknya merusak.
“Kami di kota Padang akan mengubah jika kritik itu memang ditemukan, namun jika tidak ditemukan, anggap saja orang sayang,” ujarnya.
Artinya, menurut dia, survei atau riset ini menegaskan bahwa kota Padang harus lebih baik lagi dalam melakukan pembangunan dan pengembangan di segala bidang.
Dia berharap seluruh masyarakat kota bersama pemerintah bersatu membangun kota ke arah lebih baik dan santun.
“Sehingga konsep Islami yang dicita-citakan dapat segera terwujud,” kata dia.
Sementara itu, sebelumnya DPRD Padang melalui wakil ketua Wahyu Iramana Putra mempertanyakan indikator penilaian kota Islami terkait Indeks Kota Islami (IKI) oleh Maarif Institute yang menempatkan daerah itu pada urutan 28 dari 29 kota.
“Penilaian itu menyatakan Padang tidak Islami. Apa indikatornya dan apa dasar lembaga itu menempatkan Padang di urutan terakhir,” kata dia.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!