Yogyakarta, 26 Mei 2025 — Menjelang peringatan 90 tahun kelahiran Buya Ahmad Syafii Maarif—tokoh bangsa yang lahir pada 31 Mei 1935 dan wafat pada 27 Mei 2022—sejumlah organisasi mahasiswa di Yogyakarta menggelar rangkaian acara reflektif. Salah satunya berupa talkshow bertajuk “Ahmad Syafii Maarif dalam Ruang Jurnalistik dan Kebudayaan”, yang dilaksanakan pada Senin, 26 Mei 2025 di Aula ISDB Lantai 4, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bulaksumur Karangmalang (IMM BSKM), Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM-UNY (FORMMA), Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik UNY, Keluarga Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UNY (KMSP UNY), dan Lembaga Pers Mahasiswa Kreativa UNY. Rangkaian kegiatan ini juga didukung oleh Yayasan Anak Panah, ADA Sarang Yogyakarta, dan MAARIF Institute.

Talkshow menghadirkan dua narasumber utama, Dr. K.H. Tafsir, M.Ag. (Ketua PWM Jawa Tengah) dan Yuanda Zara, Ph.D. (Dosen Sejarah UNY). Diskusi dimoderatori oleh Ramadhanur Putra dari FORMMA UGM–UNY. Kedua narasumber membahas peran dan pemikiran Buya dalam dunia jurnalisme dan kebudayaan, serta kontribusinya membangun peradaban melalui narasi dan nilai-nilai keilmuan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik UNY membuka acara dengan mengungkapkan rasa hormat dan kebanggaan atas sosok Buya. “Kami turut berbangga FISIP UNY memiliki keterikatan sejarah dengan tokoh besar seperti Buya. Semoga akademisi UNY, khususnya FISIP, dapat meneladani Buya sebagai tokoh bangsa yang konsisten dengan nilai-nilai kejujuran dan keberanian berpikir,” ujarnya.

Dekan FISIP UNY juga turut memberikan sambutan yang hangat. “Bagi saya, Buya adalah intelektual sejati. Banyak rekam jejak beliau di UNY. Meski sangat sibuk, beliau tetap mengajar. Jika tidak bisa hadir, beliau minta waktu pengganti agar tetap bisa berbagi ilmu kepada mahasiswa,” kenangnya. Ia menambahkan pesan moral yang ia terima dari Buya: “Yang penting jujur pada data kamu. Meskipun saya saat itu bukan mahasiswa yang baik, saya sangat takdzim terhadap beliau.”

Sambutan berikutnya disampaikan oleh CEO Yayasan Anak Panah, Sidiq Wahyu Oktavianto, yang menyatakan bahwa kegiatan ini juga menjadi penanda dimulainya rangkaian Haul Buya Syafii Maarif ke-3 di Yogyakarta. “Acara hari ini merupakan launching resmi Haul Buya Syafii Maarif yang ketiga. Setelah ini akan ada dua agenda lanjutan: pada 27 Mei 2025 di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta akan digelar diskusi untuk pelajar, dan pada 31 Mei 2025 di ADA Sarang Building akan diadakan pembacaan buku Memoar Seorang Anak Kampung oleh tokoh-tokoh nasional, serta pertunjukan Teater Eska dari UIN Sunan Kalijaga,” ujarnya.

Dalam sesi utama, Dr. K.H. Tafsir mengulas pengaruh pemikiran Fazlur Rahman terhadap Buya Syafii. “Fazlur Rahman adalah guru andalan Buya. Salah satu buku yang sering dijadikan rujukan oleh Buya adalah karya-karya beliau,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa Buya memiliki visi keislaman yang penuh harapan dan kemajuan, “Kita berkeyakinan bahwa Islam tidak akan pernah asing, dan justru akan semakin besar di masa depan.”

Sementara itu, Yuanda Zara, Ph.D. menyoroti jejak awal Buya di dunia jurnalisme. “Banyak yang belum tahu bahwa kiprah intelektual Buya dimulai dari dunia jurnalistik. Di sanalah beliau mengasah ketajaman berpikir kritisnya, yang kemudian membawanya ke dunia akademik dan gerakan keumatan,” jelasnya.

Rangkaian peringatan ini diharapkan menjadi ruang reflektif bagi publik, khususnya generasi muda, untuk mengenal lebih dekat dan mewarisi nilai-nilai pemikiran Buya Syafii Maarif: kejujuran intelektual, keberpihakan pada kemanusiaan, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran. (Rendy NandaSaputra)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 − 6 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.