SIARAN PERS
MAARIF Institute: Negara Tidak Boleh Abai Menghadapi Politisasi SARA

Jakarta, 2 Nopember 2016. Jelang Pilkada DKI Jakarta pada Februari 2017 nanti, perhatian publik disita oleh hiruk pikuk politik ibu kota. Dukung mendukung calon gubernur mulai mengemuka. Namun di tengah keriuhan pesta demokrasi itu harus dinodai dengan adanya anggapan penistaan dan politisasi agama oleh sebagian pihak.

Penggunaan ayat-ayat agama baik dalam mendukung maupun menjatuhkan lawan politik menjadi kian terbuka. Hal inilah yang kemudian mendorong adanya aksi-aksi politik aliran, sebagaimana ramai dibicarakan terkait rencana aksi umat Islam pada Jumat 4 Nopember 2016 nanti. Situasi ini sangat rentan dan mesti direspon dengan pikiran jernih dalam perspektif yang lebih luas yaitu menjaga kebinekaan bangsa ini.

Untuk itu, menanggapi situasi yang berkembang, MAARIF Institute sebagai lembaga non pemerintah yang selama ini berkiprah dalam upaya promosi perdamaian, toleransi dan penghargaan atas kebinekaan Indonesia menyampaikan seruan dan dorongan publik kepada pemerintah, kepolisian, ormas-ormas keagamaan dan masyarakat pada umumnya untuk tetap bersama menjaga persatuan dan kedamaian dalam bingkai kebinekaan Indonesia. “Persatuan dan kebinekaan Indonesia terlalu mahal hanya untuk sebuah isu politik murahan seperti politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan”.

Tutur Muhd. Abdullah Darraz sebagai Plt. Direktur Eksekutif MAARIF Institute.
Lebih lanjut, Abdullah Darraz mengingatkan pemerintah dan kepolisian untuk tetap netral dan tidak terbawa arus SARA. “Negara tidak boleh lemah menghadapi upaya politisasi agama. Pemerintah dan kepolisian harus netral dan tegas kepada siapapun yang hendak merongrong persatuan dan kebinekaan Indonesia. Kepolisian adalah pelayan masyarakat yang berdiri atas nama hukum untuk melindungi kebinekaan.” tegasnya.

Mengenai akan adanya aksi pada 4 Nopember mendatang, Abdullah Darraz menyatakan “Kami berharap aksi massa tanggal 4 Nopember yang akan datang bisa dilakukan secara tertib, damai, dan penuh keadaban, tanpa harus mengorbankan persatuan dan kebersamaan kita sebagai bagian dari bangsa ini”. “Semua elemen bangsa harus berupaya menjaga keutuhan bangsa ini, jangan sampai mau dipecahbelah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan mengedepankan kepentingan jangka pendek sepihak”, lanjutnya.

Dalam kaitan dengan itu, MAARIF Institute mengapresiasi sikap dua ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah. “Kedua ormas Islam ini mampu keluar dari jebakan politik aliran dan menunjukan sikap politik kebangsaan yang lebih mengedepankan persatuan dan kebinekaan Indonesia. NU dan Muhammadiyah mewakili wajah Islam Indonesia. “terang Darraz yang juga merupakan anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.
Demikian siaran pers ini kami sampaikan, atas kerjasama kawan-kawan media kami sampaikan terima kasih banyak.
Salam,

Khelmy K. Pribadi
Manager Islam dan Media
Hp. 081390815191

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × 5 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.