Jakarta, Beritasatu.com – Pesatnya perkembangan internet di Indonesia, membuat sejumlah pihak mengedukasikan pentingnya berinternet dengan cerdas. Tanpa ada ujaran kebencian atau konten negatif lainnya. Atau dengan kata lain, internet dimanfaatkan sebagai sarana yang benar-benar bermanfaat.

Contohnya seperti yang dilakukan Direktur Program Ma’arif Institute Khelmy Pribadi dan rekan-rekannya bersama sejumlah NGO membuat madingsekolah.id yang merupakan bagian dari Project INSPIRE (Indonesia Spirit Rejuvenation), yang mana juga diprakasai oleh Google.org.

Madingsekolah.id, akan membantu meningkatkan literasi digital dan membangun ketahanan pelajar terhadap segala hal negatif di internet. Sekaligus juga mempromosikan nilai-nilai toleransi.

“Kita juga ingin mengembalikan mading sekolah seperti dulu. Pelajar SMA bisa bikin karya sebanyak mungkin dengan adanya madingsekolah.id,” ujar Khelmy, di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Menurutnya, madingsekolah.id, dapat dibaca semua orang. Selain itu, pelajar juga dapat membuat atau mengirimkan artikel, video dan foto-foto.

“Idenya itu kita ingin membuat wadah buat temen-teman SMA. Sehingga kita luncurkan madingsekolah.id,” jelas Khelmy.

Dia menambahkan, selain itu pihaknya juga mempunyai program Creator Muda Academy. Ini merupakan program pelatihan multimedia dan jurnalisme kepada kalangan pelajar. Seperti bagaimana membuat konten yang baik dan sebagainya.

“Creator Muda Academy, kita akan roadshow ke 10 kota di Indonesia. Kegiatan ini juga supaya para pelajar dapat mempersiapkan diri untuk bersaing secara kompetitif. Dengan kreatif, inovatif, cerdas dan mengadaptasi penggunaan teknologi secara maksimal,” sebut dia.

Sementara itu, Public Policy and Goverment Relation Senior Analyst, Google Indonesia, Google Org, Ryan Rahardjo mengatakan pihaknya mengapresiasi diluncurkannya madingsekolah.id. Google.

“Kami mensuport kegiatan ini, kita memberikan hibah. Selain itu, kita juga ingin terlibat langsung. Ada relawan dari Google yang ingin membantu,” ujar Ryan,

Menurutnya, isu literasi digital ini perlu terus diperhatikan. Nantinya pelajar diajari bikin konten yang baik.

“Dengan adanyanya kegiatan ini, harapan kami pelajar Indonesia, jadi lebih paham bahayanya ujaran kebencian, radikalisme dan sebagainya,” tutup Ryan.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − 5 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.